1DLS; Memories In London (Part 7)
At the mess hall (at 9.15 pm)
Kami mencari tempat, dan memanggil pelayan. Sejujurnya aku tidak tahu masakan di hotel ini. Jadi aku mengikuti saja apa yang dipesan Savan. Savan hanya tertawa kecil, mungkin dia mengerti ‘kepolosanku’ ini.
''So you're from Indonesia? I've heard that was a beautiful country. Some of my friends went to there last year to Bali. And you know Jessie J? She was made a concert in Jakarta a few month ago.'' Savan membuka pembicaraan.
''Yes, actually Indonesia has many city not only Jakarta and Bali. If you like diving, Indonesia has Bunaken and Raja Ampat. If you like surfing like Liam and Louis, Bali is the right place. You can tell them to visit my country so many beautiful places there, uhm refreshing for them maybe? Hehe.'' aku mulai sedikit menghasut Savan untuk mengajak the boys dengan promosi wisata di Indonesia.
''Yeah someday, we will. It looks interesting! Are you with somebody in here? and what are you doing in UK?'' tanya Savan.
''Yes, i'm here with my bestfriend. But now she was sleeping. We're on long holiday while looking for some universities too. What about you?'' jawabku.
''I'm alone here. I think tomorrow I'll back to Hollister to meet my girlfriend. Okay I would say happy holiday in UK and I hope you get a great univerities! Btw who’s your favorite member in 1D? Tell me, i wouldn’t tell them.'' Savan memancingku.
''Thank you, Savan. I love all of them but my favorite’s Zayn. Don’t ask me why.'' jawabku malu-malu. “Hahaha, well i see.” jawabnya tersenyum. Tak berapa lama kemudian, makanan kami datang. Kami pun menyantapnya.
Savan’s P.O.V
Gadis ini sangat baik, sopan, dan cukup cantik dan menarik. Entah mengapa aku teringat dengan Louis yang baru saja putus dengan Hannah, sepertinya Emily cocok untuk menggantikannya. Walaupun Zayn favoritenya tapi kalau ditawari Louis tidak mungkin menolak. Ah tapi apa Louis tertarik? Aku mencoba menambil iPhone disaku dan mulai mengetik pesan ke Louis,
Savan : ''Hey, bro! I've some good news for ya. Wanna know? -Savan.''
Louis : ''What kind of good news? I hope you don't say about some ridiculous thing again to me.''
Savan : ''Hahaha this is more interesting, you should know that I have a new friend!''
Louis : ''What?! Should i know it? That was very not important, Savan. This's a bad joke.''
Savan : ''Yes, you should. She's very kind, funny, and beautiful for Asian girls. I think she's compatible for ya.''
Louis : ''Asian? How do you know she's compatible for me? Sorry but I can't. Not because she’s Asian but maybe not this time. x''
Savan : ''Well, I'm just trying to recognize her to you. Its okay if you refuse it. See you later. xx''
Sms singkat itu pun berakhir. Aku tidak mungkin memaksa, lagipula aku baru saja kenal dengan Emily. Atau mungkin saja Emily sudah punya kekasih? Oh C'mon what are you thinking Savan, she just a lucky Directioners. Ngapain juga kupikirkan, apalagi sampai menjodohkan dia dengan Louis. This is crazy!
Back to Emily
''Savan? Are you okay?'' tanyaku. Savan terlihat melamun.
''Pardon? Oh ya ya I'm okay! I'm just thinking about something.'' jawab Savan sedikit terkejut.
Aku mengangguk dan kembali melanjutkan makan. Tak berapa lama kemudian, hape ku bergetar. Kulihat layar hapeku dan benar saja, 'Andrea Jasmine is calling'. Mampus, si Jasmine udah bangun!
''Sorry Savan, I've a call.'' aku meninggalkan Savan sebentar. Savan mengacungkan ibu jarinya. Kuangkat telpon itu, ya perlahan tapi pasti.
''Hello, Jase. Lo udh bangun ya? hehe'' tanyaku polos.
''Emily! Lo dimana? Tega ya lo ninggalin gue sendirian?! Balik dong buruaaan! Masa gue dikunciin.'' Jase mulai uring-uringan. ''Sorry Jase, abis lo tidur mulu sih. Gue kan laper dan pingin jalan-jalan. Oh iya! Gue punya cerita Jase! OMG!'' kataku bersemangat. Aku lupa Jase yang sedang marah.
''Emilyyyyyy...!!'' Jase mulai kesal.
''Iya iyaaa, gue balik..'' kataku kaget. Jase langsung menutup telpon. Aku kembali ke meja dan menemui Savan.
''Savan, my friend has wake up. So I've to come back to my room.'' aku berpamitan ke Savan.
''Oh it's okay. I'm done with my food. I'll pay all of this food.'' kata Savan sambil mengeluarkan dompetnya dan memanggil pelayan.
''No no, please don't. I'll pay it with my money.'' aku buru-buru mengambil uang di dompetku. Tapi terlambat pelayan datang dan Savan membayar itu semua dengan kartu atmnya.
''I've told you I can pay this with my money.'' aku sedikit kecewa. ''I know but it's okay. You can save your money, Emily.'' kata Savan bijak. ''Well, thank you so much.'' aku tersenyum dan memasukkan kembali uangku. “I’m so lucky!” teriakku dalam hati. Kami berjalan kembali ke kamar hotel masing-masing.