Wednesday, 18 July 2012

Emily & Jasmine’s P.O.V (at 07.15 p.m)

Seharian ini kami berbelanja pakaian, parfum, tas, sampai sepatu di London. Kami menyusuri setiap toko-toko. Baik yang toko-toko butik biasa sampai yang mahal sekalipun. Tapi rata-rata di toko yang mahal kami hanya cuci mata, maklum kantong pelajar.
''Heran hampir seharian kita muterin London kaki gue gak capek sama sekali. Puas gue belanja seharian di butik-butik London yang gaada matinya! Nyesel deh kemaren gue stuck di kamar doang.'' kata Jase sambil merapikan belanjaannya yang menumpuk.

        ''Gak nyangka gue kutu buku kayak lo gila belanja juga! Jalan sama lo gue berasa bawa bocah 5 tahun, kluyuran sendiri kalo gak diawasin. Huh!'' jawabku dengan sewot.
''Hehehe maaf deh, gue kan kutu buku modern. Yang gue baca kan gacuma atlas dan buku pelajaran aja, sekali-sekali baca majalah fashion boleh dong..'' jawab Jase cekikikan.
Aku hanya tertawa kecil. Baru dengar aku ada kutu buku modern. Aneh-aneh saja si Jase.
''Mil, nanti kita makan malam diluar yuk! Gue udah baca-baca restoran di London yang recomended banget untuk dicoba.'' ajak Jase.
''Boleh, dimana? Gue juga bosen makan di hotel mulu.'' jawabku tertarik dengan usul Jase.
''Ada nih udah gue tulis di note. Namanya Marylebone Restaurant, di jalan St.George, London. Lo tau gak dimana?'' kata Jase.
''Yee gue kirain lo udah tau. Itu kalo gak salah 3 blok dari hotel kita. Bagus deh deket, kita bisa jalan kaki gausah pake taksi.'' jawabku mencoba mengingat.
          ''Lo tau darimana? Emang udah lihat restorannya?'' Jase tampak bingung.
Kumat deh si Jase, kutu buku gini kalo lemot nyambungnya bisa 5 menit kemudian paling lama setengah jam. Payah, dia yang ngasih tau dia juga yang gatau.
''Aduh nona Jasmine yang cantik, hotel kita itu dijalan St. Downe. Blok sebelah St. Marietta baru deh St. George. Tadi siang kita kan ngelewatin dan gue liat plang nama jalannya.'' jawabku sambil geleng-geleng kepala.
''Ohhh gitu ya? Rajin banget ngeliatin plang nama jalan.” Jawab Jase polos. “Yaudah gue mandi dulu deh abis itu siap-siap makaaan! Mil, kita harus pake baju bagus soalnya restoran mahal..'' sambung Jase lagi.
''Iya iya gampang, udah buruan mandinya gantian gue.'' jawabku.
Jase pun bergegas mandi. Sembari menunggu aku memilih-milih pakaian yang cocok untuk ke restoran itu. Aku jadi ingat Jase sudah mulai melupakan Nate. Seharian ini dia benar-benar have fun tak ada kata Nate yang terlontar! Baguslah, dia mulai menepati perkataannya.

One Direction's P.O.V (at 07.30 pm)

Malam pun tiba, rencana kami sudah dipersiapkan untuk Harry. Semoga saja ia terhibur dengan hal-hal gila ini. Semuanya sudah bersiap-siap, tentu saja dengan berbagai peralatan menyamar. Kalau sampai ketahuan dan ada yang mengenali kami, bisa gagal semuanya. Apalagi kami tidak bersama Paul, Preston, atau penjagaan ketat lainnya.
Louis mempersiapkan kumis palsu, kaca mata, syal, topi, bahkan janggut palsu, bahkan tahi lalat palsu pun ada! Sudah kami duga, ide Louis pasti gila. Louis menyuruh kami memilih diantara benda itu untuk penyamaran.
''Use it, whatever you like.'' katanya.
Dengan ragu kami memilih dan menggunakannya. Liam menggambil janggut palsu dan kaca mata. Zayn memilih kaca mata dan syal. Niall menggunakan topi dan kaca mata. Harry sendiri memilih kumis palsu dan topi. Sedangkan Louis menggunakan semuanya! Kecuali janggut palsu karena itu membuatnya gatal.
''Okay especially for tonight I'd wear all of this silly things. But not this beard, it make me irritation.'' Semuanya tertawa mendengar ucapan Louis.
Sekitar pukul 7.45pm, kami bersiap-siap masuk ke mobil. Louis yang mengemudikan mobilnya. Kami sengaja menggunakan mobil biasa agar tidak terlalu mencolok dijalan.
            ''Guys, you'd better hide your body and face with that blankets. So Directioners or people doesn't recognize you.'' kata Louis. Kami mengiyakan usul Louis.
            Kami pun berangkat. Louis menyetir dengan kecepatan biasa. Benar saja baru 15 meter dari rumah Zayn ada Directioners yang memperhatikan kami. Louis menengok ke arah mereka dan tersenyum. Tapi Directioners itu hanya memperhatikan dengan tatapan aneh. Kami menampakkan diri lagi ketika sudah jauh dari kota Bradford. Great! We did our disguise well!

Directioners on street, P.O.V

''Hey, did you see that man who smile at us?'' tanya Directioners 1.
 ''Yeah, why?'' jawab Directioners 2, datar.
 ''He seems so familiar to me, is he looks like Louis, isn't he?''
        ''I don't think so. The boys is still in Zayn's house. Maybe that was Zayn's uncle or maybe just his neighbour. Forget it.''
''Uh oh, maybe you're right. Okay.''
          Kedua Directioners ini kembali melanjutkan perjalanan, tanpa ada kecurigaan lagi..






Untold Story . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates