Bisu
Hari itu terlalu cerah bagi jiwa yang enggan terbangun dari tempatnya bernaung. Ya, tentu suatu keterpaksaan membuat dirinya harus berada di tengah lapangan sepagi itu. Sudah tampak ribuan orang berdiri dibarisannya masing-masing. Tampak wajah nan kalut karena diselimuti kelelahan. Aku hanya memandangi orang-orang sekitarku mencoba menerka-nerka perasaan mereka satu-satu. Mengasyikan memang. Ikut dalam perasaan orang-orang tanpa harus berada disamping mereka. Lalu ada suatu perasaan yang belum terjamah olehku. Perasaan seseorang yang berdiri dibawah pohon pinus. Dia tampak membisu. Sama sepertiku, dia memandangi sekitarnya. Lalu aku memandanginya dari kejauhan. Terbesit olehku sebuah pertanyaan. Jika apa yang dia lakukan sama sepertiku, sudahkah dia memperhatikan aku lebih dulu?
Kamu yang berslayer tosca, jelas sudah mengalihkan perhatianku.
