-

-

Posted by Avriana Indarwasti on 11:15 am in mine,

       This month taught me a lot of lesson (even this month is not over yet), between a happiness and those pain. I changed the description of my blog to "some things are best left written". Including some greater things that are best left written too. Yes, at least for me. I'm typical of a passive person. I'd like to talk but we all gotta be careful for what we are about to say, right? Cause tongue is very dangerous and it is always hard to hold our tongue for words become superfluous. So I prefer to quite and write it down on my blog. I don't care with people's judge about this blog or about me. Even there're so many rude words, sorry not sorry but this what I thought.

       I said, some greater things that are best left written because the tongue is too weak to speak out of something so powerful as love. The tongue can speak but never withstand a powerful feeling like love. Hahaha sounds weird but you can't deny that's true. As you want to say, "Hi" to someone you really like but you feel that your tongue is frozen. You can't say a word. I bet everyone has the same thing.

       Okay...back to the first sentence. What kind of lesson did I've learned? Where's the happiness or the pain? If you stalking my blog you can probably answer those question. Yeah shit happens, yesterday was a slap on my right and left cheek. But if shits stop happening, it means you ain't living. (Lol, why it sounds wiser?) Well, I wish I could turn back time and fix every mistakes that I've done in the past. I wish I could think of risk in the future, which is now actually happening. I don't blame anybody, I blame my self for being so stupid. I didn't mean to ruin everything. I hope I could pull my words back as if it all never happened, but it seems too late. Now I'm full of regret. I'm sorry. I'm sorry to my self too. I know more than 70% apologies are meaningless, but not mine. I'm one of those 30%. I fucked up pretty good then.
       Enough for these shit apologies, that the last thing I said sorry. Now I'm enjoying my holiday without any burden. Btw this holiday I ate too much, you can check on my Path :( I eat like 24/7, but never get fat. Thanks God, You know me so well hahaha. I'm happy cause everything back to the way it should. People loves me as a 'freak', not the mellow one. I've to realize that I'm more annoying when I get 'galau', 'baper', and things like that. Disgusting...lol. Oh why I write this post with full English? Because I know some people are too lazy to translate it first, they have to think before they read it as full story. Am I right? Heuheu.
       So, I don't mind if some of you just be a silent reader. Thank you for visiting this silly blog of a lovely sassy bitch (re: me). Hahaha, kidding.

Bonus ;

Continue Reading

3 Kinds of Heartbreak

3 Kinds of Heartbreak

Posted by Avriana Indarwasti on 11:58 pm in poetry, random,

The first is when someone is reckless with your heart

and it breaks and it shatters in ways

you never thought it could

The second is when you break someone's heart 

because you'll never know pain

like the type that has you look into their eyes

but they look away

And the worst kind of heartbreak is the kind that comes along

when you have to watch the person you love be happy

with someone else.

Continue Reading

Terakhir.

Terakhir.

Posted by Avriana Indarwasti on 8:46 am in mine,

       I'm so damn fcking tired of being silly as a donkey. I'm giving up, bro. Saya tutup buku saja. Sekali lagi kayak gini gue bisa dapet piring cantik bermotif bunga-bunga kali ya. Sebelum saya dapet piring bunga-bunga apalagi bunganya bunga bangkai, I choose to quit. Gausahlah tau alasannya kalau sebenarnya orang tersebut tau salahnya dimana. Gak salah sih, tapi ah peduli setan buat gue tetep aja salah. 

       Gue tau cerita awalnya gimana gue tau semuanya, buat apa deket tapi akhirnya berpaling juga? Gue tau tujuan awalnya kesiapa dan maunya apa. Kalo udah gini masa gue tetep maksa mengingat keadaan sebenarnya orang yang bersangkutan tujuannya bukan ke gue. Alhamdulillah gue masih punya kaca kok sebadan jadi ya bisa liat diri sendiri aja gue ini apa. Wah gue tipe orang yang selalu positive thinking, simple gak mau neko-neko, jalanin aja yang sekarang gausah muluk-muluk tapi kadang jadi baik sama kelihatan bodoh beda tipis. Gausah banyak-banyak dicari kalau satu aja udah bikin gue kayak gini. Udah biasa banget dimanisin terus besok baru kerasa sepahnya. Kalau tiap hari nyaris begini lama-lama bisa ilang nih hati kegerus mulu.

       Before it gets deeper, gue milih ikhlas bukan tulus. #sempetngejayus... Gak tapi serius, gue ikhlas. Gue kembalikan pada hakekatnya. Gue mundur atas pergolakan batin dan kecaman pikiran sendiri #semacambahasavicky. But congrats aja buat yang udah dapetin keinginannya dulu. Perlahan tapi pasti dan lagi-lagi dengan tangan kosong. Bukan berarti gue mudah mengikhlaskan kayak gini karena pendapat orang yang bilang gue masih banyak stock modusan atau gebetan atau sebutan sampah lainnya ibarat lepas satu tumbuh seribu. Gue sudah merelakan satu per satu orang yang deketin gue pergi karena gue memilih bertahan pada satu orang. Herannya orang ini berlaku posesif tapi yang ngeposesifin malah melakukan apa yang dia posesifin. Bingung kan? Sama. 

       Percaya banget deh sama kata-kata ini,

"Apa yang sudah ditakdirkan untuk menjadi milikmu maka selamanya akan menjadi milikmu "

        Ini kejadian pas gue kemarin nyari meja di Keibar wkwk, oke gapenting.. So, ini postan terakhir gue membahas hal seputar ini dan semua yang berkaitan didalamnya. 

Tips: 

Bertemanlah tanpa mengambil keuntungan apapun, jangan baper apalagi kalau udah tau yang dibaperin suka sama yang lain, jangan berada di zona status nanggung, jangan jadi baik tapi bertindak bodoh, selebihnya bisa diserap sendiri berdasarkan post-postan gue sebelumnya.

There's still so many bitch outside, then here's for you the lucky women after me. I'm done. :)

Continue Reading

People Nowdays

People Nowdays

Posted by Avriana Indarwasti on 10:20 am in mine,

       Akhir-akhir ini gue lagi menemukan banyak orang fake disekitar gue. For example, gue ngasih tau si A sesuatu yang bagi gue penting ya semacam rahasialah terus gak lama gue lagi ngobrol sama si B dan dia tau rahasia yang gue tadi ceritain ke si A. Tanpa gue tanya dia tau darimana gue udah tau duluan, secara yang gue kasih tau cuma si A darimana lagi coba sumbernya. Thanks for B sekarang gue tau si A cuma muka dua, bilangnya "Iya janji gue gak ngasih tau siapa-siapa, kenapa emang?" Such a liar. Mereka cuma mau tau urusan lo lalu menjadikannya bahan buat obrolan ke yang lain. Fcky.  :)

       Adalagi yang cuma pretending like, "It's okay Ana, even you did that thing I'm not gonna do the same thing." Padahal aslinya? This person do that thing better than me. Contoh lainnya, "Aku gabakal kok sama dia itu udah cerita lama kali kan kamu sekarang sama aku." kemudian putus berjarak 5 hari jadian sama this bitj. Wakaka makan tuh bitj makan tuh cerita lama bullsht. Terus ada juga yang pura-pura over protective padahal aslinya ewh, "Ngapain sih sama dia? *ngedumel* *ngancem-ngancem*" kemudian besoknya jalan sama yang lain chat modus sana sini terus gue cuma bisa senyum penuh murka dalem hati. Poop. Well itu contoh lama sih, lol. Duh ada apa sih sama orang-orang? Gue juga sering pretending sih but in a good way (?). Kayak nutupin kalo gue lagi kesel atau sedih dengan pura-pura senyum and pretending like everything's fine. Tapi gue gak fake. Kalo gue fake, kenapa juga gue gak malu nutupin ke freakan gue depan temen-temen gue? Ini post random sih sebenernya abisan kesel aja macem orang kayak gitu, cerita orang dijadiin konsumsi publik. Dikasih kepercayaan malah dibuat main.

Buat lo yang ngerasa aja ya, lo tau gaksih muka lo kayak apa?

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

kayak gitu nyed, HAHA fck off.

Continue Reading

Dear Whoever You Might Be

Dear Whoever You Might Be

Posted by Avriana Indarwasti on 9:37 am in poetry,

Dear whoever you might be

I don't know who are you yet

Whether you are in this time or in the future

Let me see you based on my point of view

Cause I'd like to wondering that

His tongue like pages of  James Joyce

Dark, thoughtful, playful, and dreamy

I have always loved it when he talked to me

It's like seduce to my ears

As cheesy as a poem of 5 y.o boy to his first love

The way his eyes glowed when he stared at you

I'm telling you,

He has the most intimidating eyes

You can never look away 

He's like time bomb

An explosion but he always explode with fireworks muttering flirting words

He's about to surprise you

You're going to fall in love so much deeper

He's an asshole, he's my favorite

His selfishness is crazy

He can be a killer or protector

But when it comes to you, he wants you all for himself

You're going to fall in love the way he calls you at midnight

You're going to fall in love the way he tries to fall asleep in your thigh

You're going to fall in love the way he gives you that smile

I'm warning you

He's about to mess you up.

It's kind of fairytale

Then I stop to wondering.

Continue Reading

Explanation

Explanation

Posted by Avriana Indarwasti on 11:31 pm in mine,

       Blog ini sempet gue block buat pembaca, dan yang bisa akses gue doang sebagai owner sekaligus penulisnya. Sehari doang kok, gara-gara postan sebelum ini berisi curhatan gue yang gak layak diliat. Gue bingung kemarin harus ngeluapinnya kemana, daripada ngedumel gajelas mending gue post disini dalam keadaan privacy jadi bebas gue mau ngekspresiin kekeselan gue. Buat yang langsung nyari kesini untuk tau betapa keselnya gue kemarin, lo udah dijalan yang benar cuma kurang cepet aja karena keburu gue block blognya. :)

       I was on fire yesterday. Gue jadi menyesali banyak hal, jadi ngeliat sesuatu, jadi kebukalah pikirannya. Masih rancu sih dan masih dari sudut pandang gue aja. Tapi cukup untuk jadi pegangan, cukup jadi alasan, cukup jadi pelajaran aja untuk saat ini. Gue cuma mau klarifikasi aja soal pandangan seseorang atau mungkin beberapa orang ke gue. Soal gebetan (I called it crush), modusan, or whatever you call it. Gue jelasin dulu perbedaannya. Based on Urban Dictionary, Crush is a burning desire to be with someone who you find very attractive and extremely special. Jadi gebetan tuh ya sesorang yang emang bagi kita spesial dan kita taksir banget. Sedangkan modusan sesorang yang kita suka ini kita kasih tindakan semacam flirting. Kita yang chat duluanlah, kita yang genit, kita yang maju duluan untuk deketin gebetan. And I'm not that type of girl. Gue juga heran kenapa semua temen gue bilang gue punya banyak modusan, padahal diantara itu semua bukan gue duluan yang modusin mereka. Sumpah ini gamaksud pamer, gamaksud sombong, apalagi merasa bangga. Yaelah ngapain juga sih pamer, gue gak cantik kayak Pevita atau Raisa mereka sombong karena yang naksir banyak mah boleh aja orang cantik siapa yang gasuka? Tapi kan emang mereka sombong sama cowok-cowok yang naksir mereka banyak? Boro-boro. Nah apalagi cuma cewek kayak gue. Gue bersyukur kalo emang ada yang suka sama apa yang berhubungan dengan gue, tapi gak maksud sama sekali mau banggain itu dari gue. Masih mau bilang gue cabe? Bitch? Slut? Silahkan, tapi kasih tau gue dimana cabenya dimana bitchnya dimana slutnya. Did I ever took someone's bf? Did I ever cheating? Did I ever change my boyfriend every week or every month? Hell NO.

        Gue tipe orang gamau ribet apalagi soal kayak gini, kalo udah ada satu yang gue ngerasa pas yaudah ngapain ngeladenin yang lain. Kalo itu gapenting-penting banget chatnya paling gue read doang, gue kacangin, terus end chat. Jahat? Emang. It means that I'm so comfortable chatting with someone then I just left the conversation with those guys. Sounds selfish, idc. Terakhir, cara kamu buat bikin aku jealous atau panas sampe kebakaran kayak kemarin itu sukses besar. Aku cuma mau bilang terimakasih udah nunjukin dengan cara seperti itu, aku juga mau minta maaf kalau emang kamu merasa aku pamer atau terlalu bangga dengan 'modusan' itu yang sebenarnya tidak. Aku gak sok merasa tegar, karena emang aku sadar aku siapa dan gak layak buat emosi berlebihan. Yaudah ya tutup cerita aja, gak aus kelamaan kayak gini? Nanti jadi awkward ah tidak enak wkwk. Bye luvsss!

Continue Reading

Untitled

Untitled

Posted by Avriana Indarwasti on 5:42 pm in mine,

       Setuju sama tulisan Tere Liye diatas. 'Cukup' ngebuka pikiran gue yang dari kemarin terkatung-katung entah dimana. Sabar emang kuncinya, karena sebaik-baiknya hubungan adalah yang sama-sama bisa mengisi kekosongan, gak mesti pacaran. Sekali lagi itu bukan masalah statusnya tapi gimana lo ngejalaninnya. 

       Ini dari sisi bijak gue. Kita liat dari sisi kampretnya.

       Indah sih kalo kita sama-sama bisa nerimanya, tapi bisa juga gundah 'kalo' salah satu diantaranya jadian sama yang lain. Marah, kesel, dan cemburu pasti. Tapi kita gak punya hak prerogatif untuk ketiganya. Tapi kalo ditanya balik, emangnya kita siapa? Kemudian hening. Hening terus meringis dengan hati teriris.. #lebhay. Mendadak lupa kalo kita sebenarnya di zona status nanggung. Kita juga jangan berheti untuk mengerti, selalu dengerin keluh kesahnya. Posisikan sebagai orang yang ada saat dibutuhkan. Semisal kita yang butuh atau sekedar kangen, yaudah telen aja sendiri. Mau ngapain lagi emang? Resikolah. Biar waktu yang kasih liat. Sabar emang sakit tapi inget gak selamanya kita dibawah. Ya sepait-paitnya kita masih ada lah diujung hatinya, nyempil. Percaya kok nama kita masih ketulis disana, samar-samar walau cuma pake pensil.

       At least, udah bilang sama-sama sayang. Gak sayang sendirian. Gak baper sendirian. It seems simple, but changes everything. Ujung-ujungnya balik lagi ke pepatah lama, "Cinta gak harus memiliki."  Bukan selalu nembak atau ditembak terus jadian. Anggep aja proses pendewasaan pikiran.

This fucking bullshit!

Continue Reading

Saya

Saya

Posted by Avriana Indarwasti on 9:14 pm in poetry,

Saya terlalu takut untuk bertanya

Bertanya untuk sebuah kepastian

Kemana semua ini mengarah

Apa saya yang terlalu berperasaan?

Menganggap semuanya akan terlihat baik

Padahal sesungguhnya tidak?

Haruskan bertahan atau sebaliknya?

Pergi lalu menganggap semua tak ada?

Saya bukan tak berusaha

Sudah, sudah pernah saya coba

Bahkan seekor cicak pun bisa menyadarinya

Mengapa hanya dia yang buta?

Buta atau dia memang sengaja tak sudi melihat?

Saya ini bukan cenayang

Yang bisa membaca atau setidaknya menerka-nerka

Jangankan membaca memikirkannya saja masih ragu

Bertahan ditempat yang salah

Merelakan yang lain terpisah

Percuma saja semua

Sia-sia belaka

Silahkan nikmati yang ada

Bodoh kamu, Saya.

Continue Reading